Insight-Cybermedia.com, Bandung – Belajar adalah perjalanan tanpa akhir yang wajib dilakukan setiap manusia. Hal ini dibuktikan oleh Ibu Oyum Yuliawati, seorang ibu tangguh yang tidak pernah kehilangan semangat untuk terus menimba ilmu. Dalam usia yang sudah tidak muda lagi, beliau tetap giat belajar melalui program MTKD (Majelis Taklim Koperasi Diniyah). Bahkan, kegigihannya mengantarkan beliau menjadi Ketua Santri di lembaga ini.
MTKD merupakan program pendidikan yang di laksanakan oleh Kemenag khususnya KUA Panyileukan yang berlangsung selama tiga tahun dengan kurikulum yang terstruktur. Kegiatan ini dilaksanakan dua kali dalam seminggu dan mencakup berbagai mata pelajaran, seperti hadits, fiqih, dan public speaking. Salah satu yang menarik adalah pengajaran keterampilan menjadi pembawa acara (MC), yang bertujuan membangun kepercayaan diri peserta untuk berbicara di depan umum.
Mayoritas peserta MTKD adalah ibu-ibu pensiunan berusia di bawah 50 tahun. Mereka mengaku merasa bahagia mengikuti program ini karena suasananya yang penuh kekeluargaan dan humor. Kebersamaan dalam belajar menjadi motivasi tambahan, membuat mereka merasa memiliki teman seperjuangan yang saling mendukung. Semua ini dilakukan dengan tujuan utama, yakni ibadah dan meningkatkan pengetahuan karena Allah SWT.
“Belajar di MTKD ini ada rasa kesenangan tersendiri. Disini Ibu ibu tidak hanya belajar agama, tetapi juga keterampilan hidup yang bermanfaat. Ibu merasa lebih percaya diri dan produktif,” ujar Ibu Ucu salah satu santri di MTKD ini.
Keberhasilan Ibu Oyum dalam memimpin santri lainnya menjadi inspirasi bahwa usia bukanlah penghalang untuk terus belajar. Perjalanan belajar tidak memiliki batas waktu, seperti yang sering dikatakan, “Belajar dari buaian hingga liang lahat.” Semangat beliau menginspirasi banyak ibu-ibu lainnya untuk terus berjuang memperdalam ilmu dan meningkatkan kualitas diri.
Melalui MTKD, Ibu Oyum bersama rekan-rekannya membuktikan bahwa belajar bukan hanya soal usia, tetapi juga soal niat dan dedikasi. Program seperti ini menjadi contoh nyata bahwa pendidikan bisa menjadi sarana untuk membangun kehidupan yang lebih bermakna, sekaligus mempererat ukhuwah di antara sesama.
Reporter: Raphy Achmad Zacky
Tidak ada komentar
Posting Komentar