Bandung, Insightcybermedia.com - Suasana khidmat menyelimuti Masjid Utsman Bin Affan, yang terletak di Jl. Griya Cempaka Arum No. 49 F1, Rancanumpang, Gedebage, Bandung, pada Senin, (9/10/24). Kegiatan majelis taklim yang dihadiri oleh beberapa ibu-ibu ini merupakan bagian dari program majelis taklim konversi diniyah (MTKD) yang bertujuan untuk memperdalam wawasan keislaman masyarakat sekitar kawasan KUA Gedebage.
Acara ini menghadirkan Jumhur Mujahidin, S.Pd.I, anggota Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Gedebage, sebagai pemateri utama. Dengan gaya penyampaian yang komunikatif dan santai, Jumhur membahas tema yang relevan untuk membangkitkan semangat keislaman para jamaah.
Dalam ceramahnya, Jumhur Mujahidin menceritakan kisah heroik kaum Muslimin pada Perang Khandaq. Beliau menekankan betapa besar pengorbanan yang dilakukan para sahabat demi mempertahankan agama Islam di tengah tekanan musuh yang sangat besar. Beliau juga menyampaikan bagaimana keluarga Yasir sahabat Nabi yang disiksa dengan berbagai cara keji.
"Dahulu, ada keluarga sahabat yang rela kehilangan nyawa karena disiksa dengan ditimpa batu dan ditombak demi mempertahankan Islam. Mereka tetap bersyukur meskipun harus menghadapi cobaan seberat itu." Perjuangan itu adalah cerminan kesungguhan iman," jelasnya.
Beliau juga mengaitkan kisah tersebut dengan kondisi Islam saat ini. "Jika dulu memeluk Islam penuh tantangan dan ancaman nyawa, kini Allah mudahkan kita untuk menjadi Muslim tanpa perlu melewati perjuangan yang begitu berat. Namun, tantangan zaman ini adalah bagaimana kita melawan hawa nafsu dan tetap istiqomah di jalan-Nya," lanjutnya.
Jumhur Mujahidin mengingatkan para jamaah bahwa setiap Muslim kini sedang menghadapi perang yang berbeda. "Hawa nafsu adalah musuh terbesar yang harus kita taklukkan. Ini adalah perang melawan diri sendiri yang tidak kalah beratnya" ungkapnya.
Menurut beliau, kemampuan mengendalikan hawa nafsu adalah kunci untuk menjalani hidup yang sesuai dengan tuntunan Islam. Ia mengajak para jamaah untuk terus memperbaiki diri, menjaga hati, dan menjadikan agama sebagai pedoman utama dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak hanya itu, Jumhur juga menyoroti pentingnya persatuan umat Islam di tengah beragamnya organisasi keislaman seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). "Jadikan perbedaan antara ormas seperti Muhammadiyah, NU, dan lainnya sebagai keunikan, bukan alasan untuk berpecah-belah," pesannya, menekankan bahwa persaudaraan Islam harus dijaga di atas segala perbedaan.
Pesan ini disampaikan sebagai pengingat bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan persatuan. Dengan segala perbedaan yang ada di tengah umat Muslim, baik dalam tradisi maupun pemahaman, Islam mengajarkan untuk tetap saling menghormati dan menjaga ukhuwah Islamiyah.
Masjid Utsman Bin Affan pun menjadi saksi dari semangat jamaah yang ingin terus belajar dan mengamalkan ajaran agama di tengah arus modernisasi. Dengan majelis-majelis ilmu seperti ini, harapannya umat Islam dapat semakin kuat dan bersatu dalam menghadapi berbagai tantangan zaman.
Reporter: Muhammad Rafi Septian
Tidak ada komentar
Posting Komentar