Bandung, Insightcybermedia.com - Di bawah terik matahari yang panas Kota Bandung (5/11/24). Selama sebelas tahun, KUA Gedebage telah memberikan kontribusi besar bagi masyarakat meskipun perjalanan yang dilalui tidak mudah. KUA ini telah menunjukkan konsistensi dan loyalitas dalam melayani warga sekitar Gedebage. Sejak pertama kali berdiri pada tahun 2013, KUA Gedebage tidak memiliki gedung tetap. Karena kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat, pihak KUA akhirnya menyewa bangunan milik warga untuk dijadikan kantor sementara.
Seiring berjalannya waktu, Pemerintah Kota Bandung membangun empat KUA di lokasi berbeda, salah satunya di Jalan Rancasagatan, yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya KUA Gedebage yang ada sekarang. Meskipun gedung tersebut masuk dalam kategori kelas C karena luas bangunannya yang relatif kecil, KUA Gedebage tetap memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat.
Pada awal pendiriannya, akses menuju KUA cukup sulit. Gedung yang terletak di tengah persawahan itu mengharuskan masyarakat melewati jalan tanah merah yang sangat berlumpur saat hujan. Selain itu, kawasan sekitar KUA Gedebage pada masa itu dikenal sebagai daerah rawan begal, sehingga warga harus lebih berhati-hati saat mengunjungi kantor tersebut.
Lokasi yang terpencil juga menjadi isu serius pada waktu itu menurut Nina E. Marliani, S.Sos.I., sebagai karyawan KUA. Nina turut prihatin. Menurutnya, zaman dahulu belum ada aplikasi ojek online, dan mengurus atau melengkapi berkas-berkas tidak cukup satu kali saja. Masyarakat yang datang untuk mengurus keperluan harus mengeluarkan modal transportasi yang besar.
"Dulu kan belum ada ojek online ya, kasian kalo dulu masyarakat harus bolak-balik naik ojek konvensional yang harganya mungkin di atas 15 ribu, kan ngurus surat buat administrasi mah gak sekali, kadang ada masyarakat yang kelupaan bawa dokumen, kadang perlu tanda tangan ke sana ke sini," ungkap Nina.
Karena KUA dahulu dibangun di area persawahan, maka hal normal jika pemandangannya adalah hewan ternak seperti kambing, bebek, dan ayam. Nina menceritakan pengalaman uniknya ketika beliau membeli telur yang masih segar langsung dari peternak sekitar gedung KUA.
"Iya dulu mah kan masih sawah ya, uler, kambing, bebek, ayam sudah jadi pemandangan biasa. Kadang bebek ayam suka bertelur di sawah, nah kita langsung beli tuh dari orang yang punya nya," ujar Nina.
Dalam sejarah panjang KUA Gedebage, KUA ini berhasil meraih predikat sebagai KUA terbaik nomor satu se-Jawa Barat pada tahun 2014. Prestasi tersebut membuat KUA Gedebage sering menerima kunjungan dari anggota KUA lain dari luar kota yang ingin melakukan studi banding.
"Waktu tahun 2014 pernah menjadi KUA terbaik se-Jawa Barat. Penilaiannya waktu itu cukup ketat oleh Kementerian Agama, dari banyaknya KUA disaring secara bertahap hingga mengerucut. Alhamdulillah berhasil lolos. Waktu itu, KUA lain berkunjung ke sini untuk belajar bersama. Terakhir, ada kunjungan dari KUA yang berasal dari Riau," ujar Nina.
Dalam wawancara terakhir, Nina mengungkapkan harapannya agar KUA Gedebage dilengkapi dengan fasilitas yang sesuai standar demi kenyamanan masyarakat. Menurut Nina, sejak gedung ini berdiri, beberapa fasilitas masih kurang memadai, seperti kipas angin untuk kenyamanan di ruang bimbingan calon pengantin, serta fasilitas keamanan berupa CCTV di dalam gedung dan pagar di luar kantor KUA. Harapan ini disampaikan guna meningkatkan keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat yang berkunjung maupun anggota KUA yang bertugas.
Reporter: Muhammad Farid Hilmy Fadhlulloh
Tidak ada komentar
Posting Komentar