All About Mindset


 
Penyitas Mental Illness
Hal-hal penting yang harus diketahui oleh penyitas mental illness :
1. Bagaimanapun kondisi dan keadaannya, kita adalah saudara. Tidak ada yang memisahkan persaudaraan antar sesama Muslim kecuali termakan oleh hawa nafsu. Sesungguhnya penyitas mental illness tidak pernah sendiri, kadang orang tidak menyapa bukan karena tidak peduli dan berempati, tetapi mungkin kita yang tidak membuka diri untuk menjadikan mereka mengerti tentang apa yang terjadi.
2. Tidak ada satu penyakit kecuali ada obatnya, ini sebuah harapan yang harus selalu ditumbuhkan setiap waktunya. Tentunya harus mempunyai pelita di dalam hati dan yakin bahwa diri ini bisa sembuh di waktu yang sudah Allah tentukan. Apapun yang datang dari Allah selalu diturunkan secara alami dengan proses waktu supaya kita belajar dan bersabar pada kehidupan.
3. Setiap apapun yang diderita, kalau kita memiliki konsep hati yang ikhlas dan ridha atas apa yang kita derita, sesungguhnya tidak ada perkara apapun yang kita rasakan kecuali akan meng- gugurkan dosa dan menaikkan derajat kita di sisi Allah. Pada hari kiamat, manusia terbagi menjadi 2:
1. Ahlul Afiyah: Mereka yang tidak pernah mendapatkan ujian, tidak pernah merasakan sakit dan menderita apapun.
2. Ahlul Musibah Mereka yang menderita banyak penyakit, ketika di akhirat mereka akan diberikan Allah Surga, kedudukan yang tinggi, kesehatan (menggantikan semua kelemahan yang dirasakan selama di dunia). Saking tingginya derajat di Surga, maka Ahlul Afiyah ingin dihidupkan kembali di dunia supaya merasakan penderitaan.
Rasulullah bersabda, "Tidaklah seorang Muslim ditimpa keletihan, penya- kit, kesusahan, kesedihan, hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahannya." (HR. Bukhari). Dalam hadits ini, yang pertama disebut Rasulullah adalah penderita -an psikis sebelum menyebutkan penderitaan fisik. Itu menunjukkan bahwa kita tidak perlu khawatir ketika ada yang tidak sesuai dengan kondisi psikis kita, karena itulah 'barang dagangan' kita kepada Allah.
Mindset (Pola Pikir)
Di dalam Islam sehat dan Afiyah adalah sesuatu yang berbeda, dimana Afiyah adalah kondisi kehidupan ruh (kejiwaan) yang sehat, tenang, positif thinking, dilapangkan hatinya. Rasulullah bersabda, "Tidak ada permintaan yang paling dicintai oleh Allah setelah meminta keyakin -an yang kuat, kecuali meminta Afiyah." Karena dalam tubuh yang sehat belum tentu ada jiwa yang kuat. Hari ini kita menjumpai banyak orang yang fisiknya tampak baik, tetapi secara psikis dia dalam kondisi yang berantakan, terdominasi oleh pikiran-pikiran negatif untuk mengakhiri hidupnya, atau melampiaskan menjadi psikopat.
Masalah bagi sebagian kaum Muslimin yang menganggap bahwa ibadah hanya sebatas ibadah fisik dengan melaksanakan, shalat, puasa, zakat, Umrah dan haji, memang tidak salah karena itu merupakan salah satu indikator keimanan. Tetapi perlu diketahui bahwa Islam tidak hanya membicarakan masalah fisik, Islam juga berbicara masalah mindset (pola pikir) yang benar. Perkara sepenting ini ketika dikaitkan dengan realita kehidupan, justru banyak orang yang tidak paham.
Madrasah pertama Islam bagi para sahabat adalah Rasulullah. Beliau mencetak para sahabat menjadi orang yang beriman, tidak hanya memperhatikan tampilan fisik, tetapi juga mengendalikan pikiran. Maka Rasulullah ketika berada di Makkah selama 13 tahun beliau mem- bangun konstruksi positif. Makanya fiqih disampaikan oleh Rasulullah bukan di Makkah, tetapi di Madinah setelah Allah mengkondisikan Rasulullah untuk menyampaikan tentang sesuatu yang positif.
Sehingga agama Islam ini dipenuhi dengan sesuatu yang membangun konstruksi pemikiran yang positif. Sampai ketika beriman kepada hari akhir, kita akan merasa apa yang tidak kita dapatkan atau kekecewaan yang kita peroleh selama di dunia, masih ada kesempatan kedua untuk mendapatkan yang lebih baik di akhirat. Ini yang hari ini hilang di kehidupan kaum Muslimin, sebagian hanya menganggap bahwa Islam adalah ajaran fiqih dan tidak membangun bahwasanya agama memberikan mindset yang luar biasa.
 
Penerapan Mindset
Contoh penerapan mindset yang baik di dalam Islam :
1. Riwayat dari Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda, "Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu."
2. Riwayat dari Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda, "Kalau seandainya mereka bersatu untuk menimpakan bahaya kepadamu dengan sesuatu, niscaya tidak akan membahayakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan akan menimpamu."
3. Riwayat dari Syaikh Ibnul Utsaimin, Rasulullah bersabda, "Sungguh kehidupan yang hakiki adalah kehidupan Akhirat." 4. "Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." (QS. Al-Insyirah: 5-6)
5. "Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kami yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu. Membunuh mereka itu sungguh suatu dosa yang besar." (QS. Al-Isra': 31)
6. Doa untuk orang sakit, "Laa Ba'sa Thahuurun InsyaAllah" (Tidak mengapa, semoga sakitmu ini membersihkanmu dari dosa, InsyaAllah). Selama ini yang diajarkan banyak tentang penerapan masalah fiqih seperti shalat Dhuha, sedekah, dll. Tetapi yang tidak kalah penting adalah penerapan masalah mindset: husnudzan kepada Allah, melihat kebaikan orang, sabar menghadapi kehidupan, saling memaafkan, dll.
 
Akibat Kelalaian dalam Memperhatikan Mindset
Ketika perkara ini dilalaikan, maka berbagai macam penyakit akan kita rasakan, kesedihan akan mendominasi, pikiran kalut, dikarena- kan kita tidak pernah latihan untuk menghadirkan bagaimana mengatur mindset yang baik di dalam kehidupan kita. Maka perjuangan kita dalam memperoleh kesabaran itu luar biasa, karena kesabaran adalah buah dari pemikiran yang positif. Pikiran kita adalah subjek untuk beribadah kepada Allah, bagaimana pikiran kita untuk ridha kepada apa yang kita jalani dan menerima atas apa yang telah Allah berikan.
Riwayat dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, "Jika tertimpa suatu musibah, maka jangan katakan: 'Seandainya aku lakukan demikian dan demikian'. Akan tetapi hendaklah kau katakan: 'Ini sudah jadi takdir Allah. Setiap apa yang telah dia kehendaki pasti terjadi'. Karena kata 'seandainya' dapat membuka pintu setan." (HR. Muslim)
 
Keutamaan Membangun Mindset
Banyak orang yang masuk Surga dengan mindsetnya, disamping ibadah yang dia kerjakan. Seperti ada seorang sahabat Anshar yang bukan ahli tahajjud dan biasa dalam amalan fisiknya, tapi beliau selalu memaafkan orang yang mendzaliminya, beliau berusaha untuk tidak mendzalimi orang lain, dan senantiasa mencintai orang yang beriman.
Allah betul-betul mengajari Rasulullah supaya fokus mengajarkan tentang hati, pikiran, dan juga kejiwaan. Seperti yang tertuang dalam ayat, "Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka dan mengajar- kan kepada mereka Kitab & Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar dalam kesesatan yang nyata." (QS. Al-Jumu'ah : 2). Sampai Allah pernah membelah dada Rasulullah melalui Malaikat Jibril, untuk membersihkan hati dari kotoran. Mengapa hati? Karena hati itulah yang akan mempengaruhi pikiran.
 
Allah Bersama Prasangka Hamba-Nya
Allah berfirman, "Aku bersama dengan prasangka hamba-Ku." Hadits Qudsi ini tujuannya untuk membangun sebuah mindset. Kalau masalah ini dilalaikan, maka mental illness akan menjamur pada kehidupan manusia, karena mereka banyak yang lupa bahwa yang terpenting dalam kehidupan bukan hanya amalan fisik, tetapi penting membangun mindset dan positif thinking sesuai hati mereka dengan petunjuk Allah.
 
Dampak Mindset
Bukan hanya sajadah tempat kita beribadah, bukan ke Makkah dan Madinah saja kita bisa beribadah, bukan hanya ketika membaca Al- Qur'an saja kita beribadah, bahkan diluar itu semua merupakan ibadah (dengan pikiran). Maka menjadi orang Muslim itu mudah, mendatangi istri bisa bernilai ibadah, duduk memikirkan Allah bisa bernilai ibadah, menumbuhkan prasangka baik kepada orang laim bisa bernilai ibadah. Semua bisa bernilai ibadah dimulai dari membangun mindset yang benar, dan berkaitan dengan hati yang diarahkan.
Semua ibadah fisik pasti berkaitan dengan mindset, bahkan nilai ibadah shalat kita tidak ditentukan dari berapa banyak rakaatnya, tetapi ditentukan dari berapa persentase kekhusyukannya. Sedekah kita tidak ditentukan dari berapa kali sedekahnya, tetapi ditentukan dari keikhlasan hati bahwa sedekah karena Allah. Tujuan Islam membangun mindset adalah supaya tidak ada alasan untuk depresi dan frustasi dalam kehidupan. Karena semuanya akan dikembalikan kepada settingan (tata cara) yang telah Allah buat untuk hamba-Nya.
 
Masuk Neraka Karena Mindset
Orang-orang yang pertama kali masuk Neraka juga disebabkan oleh mindset, mereka salah berpikir di dalam hatinya, diantaranya adalah :
1. Orang yang menuntut ilmu & membaca Al-Qur'an, tetapi bertujuan untuk mendapatkan gelar 'Alim' di hadapan manusia.
2. Orang yang berjihad, tetapi bertujuan untuk mendapatkan gelar 'Mujahid' di hadapan manusia.
3. Orang yang gemar bersedekah, tetapi bertujuan untuk mendapatkan gelar 'Dermawan' di hadapan manusia.
Oleh karena itu hukuman orang yang riya sangatlah berat, karena riya' merusak konsep berpikir yang benar pada kehidupan dengan menjadikan makhluk sebagai Tuhan, dan menjadi budak dari makhluk tersebut sampai orang akan kehilangan akal sehatnya.
 
Kayla Mumtaz Farhanah
Insight Cybermedia
kaylakay.2727@gmail.com
@kaylafarhanah
 
 
Sent from Mail for Windows
 
x

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© all rights reserved
made with by templateszoo