LATEST POSTS

NEWS

Politik, Pendidikan, Sosial, Hukum, Keagamaan

OPINION

Opini, Analisa Ilmiah

Guides of Hajj and Umrah Must Be Able to Provide Positive Change

 


Insight-Cybermedia.com, Bandung - The Faculty of Da'wa and Communication UIN Sunan Gunung Djati Bandung Bandung held the 30th Certification of Professional Guide Hajj and Umrah. The event was held at the Shakti Hotel, Jalan Soekarno Hatta Number 735, Cimenerang, Gedebage, Bandung City, 15-22 of January 2024.

The certification was held in collaboration with General Directorate of Hajj and Umrah of the Indonesian Ministry of Religion, the Central Da'wah Institute of Nahdlatul Ulama, and supported by Regional Office of the Ministry of Religion of the West Java.

The number of participants was 115 from various regions in Indonesia, representatives of Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Persis and Parmusi.

When performing the hajj and umrah rituals, the guides often talk about personal experiences that have nothing to do with the practice of Hajj and Umrah so that the congregation does not gain knowledge as a provision for the Hajj and Umrah.

In his speech, KH Ahmad Rosyidin Mawardi, Chief Executive of the LDPBNU (Institute Da'wah of Nahdlatul Ulama) advised that this event was an important lesson for supervisors.

"This certification is a learning medium for guides so that when they perform the Hajj and Umrah rituals, they can provide knowledge to the congregation, and must be able to provide positive change to the congregation," said KH Ahmad Rosyidin Mawardi, on Tuesday (16/01/2024).

This Hajj certification is also a practical model of religious moderation because those who participate in the Hajj and Umrah guide certification have diverse social organization backgrounds.

Certification can be a medium for sharing knowledge and experience among participants. "The number of participants this time is the largest, but the certification price is relatively competitive," said KH Nurul Badrutamam, LDPBNU Secretary.

Every single event of Hajj certification is held, there are always interesting stories and experiences. Apart from that, there is also a positive impact from each certification event on Hajj and Umrah pilgrims as an effect of increasing the quality of guides.

"There is something different about each certification activity so that when the Hajj certification returns, there is something that can be conveyed to the congregation. "Not only provisions for Hajj jurisprudence, but provisions to increase discipline in carrying out duties as a guide and be more professional," said the Dean of the Faculty of Da'wah and Communication, UIN Bandung, Enjang AS.

Hajj officers and counsellors do not only provide training regarding the rituals of the Hajj and Umrah pilgrimages. However, it also provides other techniques that are useful in places of worship, both in Mecca and Medina.

The reason is that the characteristics of the congregation are diverse and the understanding or experience of the congregation is also different.

"This Hajj certification should not only fulfill obligations because you will be tired later, but because it is necessary it will be light. This certification must be able to increase the supervisors' knowledge of the terrain, culture and services to the congregation," said Ajam Mustajam, Head of the Regional Office of Ministry of Religion of the West Java.

"Futhermore, it also teaches the congregation how to use facilities and infrastructure during the Hajj and Umrah," firmed Ajam. 

Menggali Akar Sejarah: Asal Mula Stigma Pelarangan Pernikahan antara Suku Sunda dan Jawa

 

Dalam budaya Indonesia, terdapat tradisi yang menarik perhatian banyak orang yaitu larangan pernikahan antara orang Sunda dan Jawa. Pernyataan ini sering kali menciptakan rasa ingin tahu, mengapa masyarakat masih memegang erat tradisi ini? Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi akar sejarah dan faktor budaya yang melatarbelakangi fenomena ini.

Tradisi larangan pernikahan antara orang Sunda dan Jawa dapat ditelusuri kembali ke peristiwa tragis pada abad ke-14, yakni Perang Bubat. Konflik antara Kerajaan Sunda dan Majapahit, yang diwarnai penolakan pernikahan Putri Dyah Pitaloka dari Sunda dengan Raja Hayam Wuruk dari Majapahit, menciptakan celah emosional dan dendam yang masih terasa hingga kini.

Pada abad ke-14, tepatnya tahun 1357 M, Indonesia menjadi saksi dari peristiwa bersejarah yang dikenal sebagai Perang Bubat. Perang ini tidak hanya menandai konflik militer antara Kerajaan Sunda dan Majapahit, tetapi juga menjadi cikal bakal terbentuknya stigma terkait larangan pernikahan antara orang Sunda dan Jawa.

Perang Bubat bermula dari hubungan asmara antara Putri Dyah Pitaloka dari Sunda dengan Raja Hayam Wuruk dari Majapahit. Meskipun pernikahan tersebut direncanakan untuk memperkuat persekutuan antara kedua kerajaan, konflik pecah ketika rakyat Sunda menolak pernikahan tersebut, merasa bahwa Dyah Pitalokan dijadikan hanya sebagai upeti dari Kerajaan Sunda untuk Majapahit. Dalam hal itu pihak rakyat Sunda tidak menerima penghinaan itu akhirnya memutuskan untuk melawan walaupun jumlah pasukan tidak sebanyak pasukan Majapahit.

Perang pun tak terelakkan, dan pada pertempuran sengit di Bubat, ribuan prajurit tewas. Pada akhirnya, Dyah Pitaloka memilih untuk mengakhiri hidupnya daripada menjadi penyebab perpecahan antara kedua kerajaan tersebut.

Fenomena atau peristiwa tersebut sangat erat kaitannya dengan teori dialektika yang dikembangkan oleh Hegel. Dimana teori ini berusaha mengamati bahwa timbulnya suatu fenomena atau peristiwa disebabkan oleh hubungan sebab akibat. kita dapat memahami bahwa Perang Bubat bukanlah kejadian spontan, sebagaimana yang diutarakan oleh Hegel bahwa dalam sejarah itu tidak ada sesuatu yang kebetulan. melainkan hasil dari dinamika kompleks dan interaksi faktor-faktor yang melibatkan kedua kerajaan tersebut. Pemahaman ini membantu kita merinci dan menggambarkan hubungan sebab dan akibat yang melandasi peristiwa bersejarah ini. 

Adapun dampak dari Perang Bubat tak hanya terbatas pada kerugian jiwa dan penderitaan, namun juga menciptakan stigma sosial yang berlangsung hingga generasi berikutnya. Masyarakat mulai mengembangkan pandangan bahwa pernikahan antara suku Sunda dan Jawa dapat membawa konsekuensi negatif, seperti ketidakharmonisan atau bencana.

Stigma ini memengaruhi kehidupan sosial masyarakat, terutama dalam hal pernikahan. Meskipun zaman telah berubah, dan budaya telah berkembang, jejak stigma ini masih terasa dalam tradisi dan norma-norma sosial. Beberapa keluarga mungkin tetap mempertahankan larangan menikahi antar-suku, meskipun alasan historisnya mungkin kabur seiring waktu.

Penting bagi masyarakat modern untuk memahami bahwa sejarah, meskipun berdampak besar, bukanlah panduan tunggal untuk membentuk pandangan tentang pernikahan dan hubungan antarsuku. Sebagai bangsa yang majemuk, Indonesia terus berkembang, dan semakin banyak masyarakat yang menyadari pentingnya menghormati perbedaan dan merayakan keberagaman.

Perang Bubat mungkin telah menjadi cikal bakal stigma, namun tantangan untuk mengatasi dan melampaui prasangka sejarah adalah tugas bersama. Melalui pemahaman, dialog, dan menghargai keberagaman, masyarakat dapat bersatu untuk membangun masa depan yang lebih harmonis dan adil, melepaskan diri dari belenggu masa lalu yang mungkin tidak lagi relevan dalam konteks zaman modern.(21/12/2023)


Yani Triyani

1205010197

Mahasiswi Prodi Sejarah Peradaban Islam, Fakultas Adab dan Humainora, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.


Indonesian Journal Volunteers (RJI) of West Java Encourage Scientific Journal to be Indexed Internationally

 


Insight-Cybermedia.com, Jatinangor - In order to accelerate journal management towards reputable scientific journals, the Indonesian Journal Volunteer (RJI) of West Java Regional held a Scientific Journal workshop at the Graha Bustanil Arifin Building, Ikopin University, Jatinangor (23/09/2023). The workshop, which was held in conjunction with the West Java Indonesian Journal Volunteer Regional Congress (Musda RJI), was attended by 50 participants from various universities in West Java, as well as from Lampung Province and Lhokseumawe City, Aceh.

In his remarks, RJI Chairman of West Java, Dr. Uwes Fatoni, M.Ag, revealed that the workshop held this time was targeted at making journal managers understand how to prepare scientific journals with international reputation. According to him, National journal accreditation regulations No. 134 of 2021 encourage the management of national journals to move towards internationalization, namely involving international writers, editors and reviewers.

“Journal managers need to prepare their journals to reach the Scopus indexed standard. Because, if a journal has been indexed by Scopus, automatically in the National or Arjuna Kemdikbud journal accreditation assessment, it will be immediately recognized as accredited by Sinta 1 bi ghairi hisab (without being assessed again). "However, if the journal turns out to be a failure, it cannot yet be indexed by Scopus. At least the Sinta 2 Journal Accreditation standards can be met easily," said Uwes.

Dr. Trida Gunadi, SE., MSi. The Head of the Master of Management Study Program at IKOPIN University who opened the workshop in his speech revealed that scientific journals are very much needed by universities because scientific journals are a bridge between universities which are positioned like ivory towers and society. With good quality scientific journals, which are nationally accredited or internationally indexed, these journals can provide greater benefits to the nation.

“Scientific journals are a medium of communication between universities and the community. This means that articles published in journals can be read by the public. "Journals are not only published because lecturers need KUM/credit figures, but must also be able to provide benefits for national development," he explained.

The resource persons in this activity were journal management figures in West Java, namely Prof. Dr. Wahyu Hidayat, M.Pd, Infinity Editor of the IKIP Siliwangi Journal which has been indexed by Scopus, Busro, M.Ag, Editor of HTS Theological Studies, a Scopus Indexed Journal, and Dr. Uwes Fatoni, M.Ag, Chair of the RJI West Java Regional Management and also Editor of the Dakwah and Communication Journal of UIN Bandung accredited Sinta 2.

Wahyu Hidayat, explains the selection criteria for Scopus indexed journals. According to the Deputy Chancellor for Resources, IKIP Siliwangi, to be indexed by Scopus, journal managers need to understand the pre-evaluation form for the Scopus submission process on the readyforscopus.com website.

“If the form is filled in completely and submitted, an email will be sent containing a link and a form for the Scopus submission process. Journal editors are also asked to send a cover letter, a cover letter. The next stage is that editors can find out the process of submitting indexation to Scopus in real time via the history suggest web page with 7 stages, namely Submission received, validated, Enrichment in progress, Enrichment completed, ready to be released to CSAB, under review by CSAB, and Review Complete, ” he said.

If it has reached the complete review stage and it says accepted, according to Wahyu, this means the journal has been accepted and indexed in Scopus and an official email will be sent announcing its acceptance. However, according to him, many journals failed in the previous stages and were embargoed for a certain period of time.

“There are journals that are embargoed by Scopus, they are not allowed to submit submissions to Scopus for a very long time, namely 5 years, because they are considered not ready to submit. "However, there are also 2 year or even one year embargoes, depending on the number of requirements that have not been met," explained Wahyu.

Material regarding the ethics of publishing scientific journals of international reputation was explained by Uwes Fatoni. In its presentation, every scientific journal must comply with the principles of transparency in journal management recognized by COPE (Committee of Publication Ethics).

"A good journal is a journal that meets publication ethics, namely clearly disclosing on its website the name, publication schedule, archiving, copyright, licensing, publication ethics, review assessment process, access, publisher, editorial board and contacts. And all of that must be displayed in the online journal in the top menu or side menu of the online journal," he said.

Meanwhile, Busro, in his presentation about strategies for finding international editors, reviewers and authors, revealed that many journal managers cannot be indexed by Scopus because they have difficulty finding editors, reviewers and writers from various countries.
“Diversity of editors, reviewers and writers is also a criterion in national journal accreditation. "For this we need a strategy, namely through colleagues, events and distributing invitations," he explained.

Busro further revealed that by sending mass invitations via email and several powerful applications, it is hoped that potential editors, reviewers and writers from various campuses and research institutions abroad will be attracted. And if this is done successfully, he said, it will be very easy for the journal to complete other Scopus indexed criteria.

RJI Regional Congress of West Java

The West Java Regional Congress of Indonesian Journal Volunteers (RJI) was also successfully held after the workshop. The Chairman of the RJI West Java Regional Leader, Uwes Fatoni, in his report, revealed that during his management period he had made maximum efforts to carry out various activities that helped journal managers at universities and research institutions in West Java.

"RJI West Java at the beginning of its management had difficulty carrying out activities because of the conditions in Indonesia which were affected by the Covid-19 outbreak. However, at least 8 training activities were successfully held from 2019 to 2023. The most monumental was the online journal management workshop during the WFH period which was attended online by more than 1000 participants from various campuses in Indonesia. "Apart from that, a fundraising workshop was also held for victims of the 2022 Cianjur earthquake disaster and succeeded in collecting aid funds which were immediately handed over to the disaster location in Cianjur, West Java," explained Uwes.

In the regional congress, RJI West Java members agreed on Uwes Fatoni and Rifqi Samsul Fuadi as candidates for chairman of RJI West Java for the 2023-2027 period to be submitted to the RJI Central Management in accordance with the latest RJI AD/ART.

"After this submission, the central management will determine and appoint the chairman of the West Java regional management. "Hopefully the results will be that the chairman of the RJI West Java regional management will be elected who will be able to provide great benefits in the development and management of scientific journals in the country, in accordance with the RJI motto: Sharing, Encouraging Publication," concluded Uwes.
 

Ifah Latifah: Mahasiswi KPI UIN Bandung Raih Juara Pasanggiri Duta Penyiaran Jawa Barat 2023

Kompetisi Pasanggiri Duta Penyiaran Jawa Barat 2023 sebagai salah satu rangkaian acara dalam Anugerah Penyiaran KPID Jabar yang diselenggarakan oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Barat menarik perhatian generasi muda untuk berpartisipasi aktif di dalamnya. Salah satunya berhasil meraih juara dalam ajang pasanggiri tersebut adalah Ifah Latifah, Mahasiswi KPI UIN SGD Bandung .  

Ifah melakukan pendaftaran Pasanggiri Duta Penyiaran Jawa Barat 2023 yang dibuka sejak 6 Juli sampai 3 Agustus 2023.  Mahasiswa semester 3 ini mengirimkan video berita liputan masjid Raya Al-Jabbar. 

“Video yang saya kirimkan ke kanal youtube pribadi berupa liputan Masjid Raya Al-Jabbar dan Ma'rod Al-Jabbar atau Galeri Rasulullah SAW,” ungkap mahasiswa asal Kawali Ciamis ini.

Menurut Ifah, produksi video persyaratan pasanggiri bergengsi ini memerlukan effort yang maksimal. Sebelumnya Ifah hampir putus asa karena ada kendala dalam tahap voice recording dan editing. Dengan dibantu rekan satu jurusannya Ia akhirnya bisa mengirimkan video ke panitia lomba lebih awal dari deadline yang ditentukan. Videonya tersebut bisa diakses di https://youtu.be/zB4vnxbFJbc?si=SSNtuu0aNjggnZ2m 

Tahap berikutnya dari Acara yang bertujuan untuk memilih talenta terbaik calon penerus SDM penyiaran di Jawa Barat adalah seleksi video, hingga terpilih sepuluh peserta yang lolos ke Grand Final Pasanggiri Duta Penyiaran Jawa Barat. Pada tahap ini ada 10 orang yang terpilih, dan empat di antaranya adalah mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Bandung, Raihan Husna, Bilqis Nuramalia, Dian Ramadhan, dan Ifah Latifah. Mereka bersaing di Grand Final yang diselenggarakan pada 14 Agustus 2023 di Atrium Asia Plaza Sumedang. 

Pada tahap Grand Final, terdapat dua sesi penampilan kemampuan membacakan berita dan unjuk kabisa. Untuk menguji kemampuan peserta, mereka memilih dan menjelaskan salah satu dari sepuluh tema tentang penyiaran dengan sistem undian. Kemudian dilanjutkan dengan sesi unjuk kabisa.

“Pada sesi membacakan berita, saya mendapatkan tema Konten Ramah Perempuan dan Anak di Lembaga Penyiaran dengan durasi maksimal 5 menit. Dan di sesi unjuk kabisa saya menampilkan Ngawih sunda sambil memainkan alat musik kecapi,” ungkap Ifah Latifah

Setelah melewati beberapa tahapan yang kompetitif, akhirnya disampaikan pengumuman pasanggiri pada 25 Agustus 2023 di Instagram KPID JABAR, Juara I Wilda Riva Fadhilah, Irma Yulianas dan Ifah Latifah. Berdasarkan informasi dari panitia hadiah penghargaan akan diserahkan pada acara puncak Anugerah Penyiaran KPID Jawa Barat "Ngalingling Wiati-Ngalanglang Jomantara Duta Penyiaran Jabar."

Ifah mengucapkan rasa syukur atas raihan juaranya tersebut. Prestasi yang diraihkan ini tentu saja bukan hanya usahanya sendiri, tapi juga berkat bantuan dan doa dari berbagai pihak.

“Alhamdulillah berkat do’a dan support dari keluarga, saya berhasil menjadi Juara dalam Pasanggiri Duta Penyiran Jawa Barat 2023. Terima kasih atas dukungan yang kuat dari Pa Uwes Fatoni selaku sekretaris jurusan, mahasiswa KPI angkatan 2022/2023, dan masyarakat Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis. Semoga melalui kompetisi ini, terus tercipta generasi muda yang memiliki kompetensi tinggi di bidang penyiaran.” jelas Ifah.

Ia berharap mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Bandung konsisten  mengukir prestasi dalam passionnya masing-masing sampai berada di tahap expert, sehingga akses dan peluang untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat semakin besar.

Dr. H. Uwes Fatoni, M.Ag, Sekretaris Jurusan KPI, mengungkapkan bahwa raihan prestasi Ifah ini melengkapi juara yang diraih mahasiswa KPI selama tiga tahun terakhir dalam Pasanggiri Duta Penyiaran. 

Kegiatan Pasanggiri Duta Penyiaran Jawa Barat ini merupakan salah satu dari kajian KPI yaitu tentang penyiaran. Tentu ini raihan juara ini menandakan bahwa mahasiswa KPI bisa kompentitif dalam menguasai masalah penyiaran. 

Ketua Jurusan KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Dr. H. Aang Ridwan, M.Ag, CICS mengungkapkan apresiasinya atas raihan prestasi mahasiswa KPI tersebut. Ia berharap prestasi ini menjadi motivasi bagi Ifah dan juga mahasiswa lainnya untuk terus mengukit prestasi.

"Dengan raihan pretasi ini Ifah dan para mahasiswa lainnya semoga semaki bersemangat untuk mengikuti dan menjuarai berbagai perlombaan yang sesuai dengan kompetensi jurusan," ungkapnya

Refleksi 5 Tahun Kepemimpinan Jimat-Akur di Kecamatan Sukasari

Insight Cyber Media, Subang-Bupati Subang Melakukan kunjungan ke Kecamatan Sukasari dalam rangka refleksi masa kepemimpinan Jimat-Akur ()selama 5 tahun masa jabatan pada Kamis (27/07/2023).

H. Ruhimat, S.Pd., M.Si., dan Agus Maskur Rosyadi, S.Si., dilantik oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sebagai bupati dan wakil bupati Kabupaten Subang di Aula Barat Gedung Sate pada tahun 2018 dengan masa jabatan periode 2018 - 2023.

Acara yang dilakukan di depan kantor Kecamatan Sukasari mengundang antusias masyarakat sehingga membuat acara berjalan dengan meriah.

Sambutan acara refleksi sosial dimulai dengan penyambutan kedatangan Bupati Subang dengan iringan shalawat hadroh dari Al-Kautsar Sukasari kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya oleh paduan suara Kecamatan Sukasari dan diikuti oleh masyarakat yang hadir.

Camat Sukasari Aet Rudiana memberikan sambutan dan mengucapkan selamat datang kepada Bupati Subang atas kehadirannya di Kecamatan Sukasari.

"Selamat datang, wilujeng sumping di kantor Kecamatan Sukasari."

Menurut Aet ada beberapa alasan mengapa acara refleksi digelar di halaman kantor Kecamatan Sukasari diantaranya untuk mengenalkan kepada masyarakat letak kantor Kecamatan Sukasari karena masih ada masyarakat yang belum mengetahui kantor Kecamatan Sukasari.

"Supaya masyarakat tahu bahwa disini ada kantor kecamatan sukasari karena masih banyak masyarakat yang tidak tahu. Selain itu, di belakang kantor kecamatan sukasari ada rumah dinas bapak bupati," Pungkasnya

Ike Srilopita Nurdianti / INSIGHT

Pembukaan KKN Reguler Sisdamas Mahasiswa UIN Bandung di Desa Mundusari Kabupaten Subang

Insight Cybermedia, Subang- Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat atau LP2M UIN Sunan Gunung Djati Bandung tahun ini mengangkat tema moderasi beragama untuk KKN tahun ini. Pembukaan KKN di Desa Mundusari dihadiri oleh aparatur desa Mundusari dan Dosen Pembimbing Lapangan kelompok 313, 314 dan 315 bapak Dr. Abdul Mujib, M.Ag pada hari Selasa (11/07/23.) 


Pembukaan berlangsung di balai desa Mundusari. Acara dimulai pukul delapan pagi. Diawali dengan pembacaan Al-Qur'an oleh salah satu mahasiswi KKN. Dan dilanjutkan dengan sambutan dari bapak Dr. Abdul Mujib. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa KKN adalah masa bagi mahasiswa/i untuk belajar hidup di tengah-tengah masyarakat. KKN adalah waktu bagi mahasiswa/i untuk mengaplikasikan hasil belajar semalam enam bulan di perkuliahan. 


"Jadikan kepala desa sebagai dosen pembimbing teman-teman, karena saya tidak selalu ada bersama teman-teman. Terjunlah ke masyarakat dengan konsep. Bagi teman-teman tarbiyah mengajar tidak hanya di sekolah. Jurusan KPI sertai berbagai majelis taklim agar lebih besar" ujar pak Dr. Abdul Mujib.


Selanjutnya beliau menyampaikan harapannya agar mahasiswa pro-aktif dan memanfaatkan sumber daya yang ada. Dan meminta bantuan kepala desa dalam membimbing mahasiswa KKN agar di didik seperti anak sendiri. "Ingat motto kita adalah, bukti hidup adalah bakti. Kerja keras, kerja tuntas itu lah ikhlas" tutur beliau sebagai penutup.


Acara selanjutnya dilanjutkan dengan sambutan dari kepala desa Mundusari. Dalam sambutannya beliau menyampaikan selamat datang dan menyambut dengan baik kedatangan mahasiswa/i KKN. Beliau juga menyakini bahwa salah satu dari mahasiswa/i dikemudian hari akan ada yg terjun menjabat di pemerintahan. "Jokowi saja adalah orang biasa yang kemudian menjadi pejabat, saya pun orang biasa. Sekali lagi saya sampaikan selamat datang di desa Mundusari" ujar kepala desa sebagai penutup.


Helmi Syarah

Mahasiswi UIN SGD Bandung


Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung Ikuti Pembukaan KKN SISDAMAS Moderasi Beragama di Desa Saguling

Bandung, Insight -  Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 205, 206 dan 207 UIN Sunan Gunung Djati Bandung  yang ditempatkan di Desa Saguling Kec. Saguling disambut hangat oleh perangkat desa setempat. Sebelum memulai kegiatan KKN, terlebih dulu tim KKN, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) beserta sejumlah perangkat desa melaksanakan pembukaan kegiatan KKN di kantor Desa Saguling, Selasa (11/07/2023).

Kegiatan pembukaan KKN ini dimulai pukul 14.00 siang hingga jam 15.30 sore. Adapun perangkat desa yang turut hadir sebagai undangan, antara lain, kepala desa dan sekertaris desa. Tujuan hadirnya perangkat Desa dalam acara pembukaan ini guna memberi masukan dan gambaran terkait Desa Saguling sebelum Mahasiswa KKN menjalankan program kegiatan yang sudah direncanakan untuk direalisasikan kepada masyarakat desa.

Pembukaan KKN ini juga dihadiri oleh beberapa Organisasi Masyarakat yang ada di Desa Saguling. Dalam acara pembukaan KKN tersebut juga disertai dengan pemukulan gong sebanyak tiga kali oleh Kepala Desa. 

Harapan untuk Desa Saguling secara digitalisasi dengan adanya KKN ini, semoga mahasiswa KKN dapat membuat foto atau video dokumenter profil desa serta dapat membagi ilmunya kepada masyarakat Desa Saguling," Ujar Kepala Desa. 


Mike Ayu Anjani
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Instagram : Mayuanjani10



Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung Ikuti Pembukaan KKN SISDAMAS Moderasi Beragama di Desa Saguling

Bandung, Insight -  Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 205, 206 dan 207 UIN Sunan Gunung Djati Bandung  yang ditempatkan di Desa Saguling Kec. Saguling disambut hangat oleh perangkat desa setempat. Sebelum memulai kegiatan KKN, terlebih dulu tim KKN, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) beserta sejumlah perangkat desa melaksanakan pembukaan kegiatan KKN di kantor Desa Saguling, Selasa (11/07/2023).

Kegiatan pembukaan KKN ini dimulai pukul 14.00 siang hingga jam 15.30 sore. Adapun perangkat desa yang turut hadir sebagai undangan, antara lain, kepala desa dan sekertaris desa. Tujuan hadirnya perangkat Desa dalam acara pembukaan ini guna memberi masukan dan gambaran terkait Desa Saguling sebelum Mahasiswa KKN menjalankan program kegiatan yang sudah direncanakan untuk direalisasikan kepada masyarakat desa.

Pembukaan KKN ini juga dihadiri oleh beberapa Organisasi Masyarakat yang ada di Desa Saguling. Dalam acara pembukaan KKN tersebut juga disertai dengan pemukulan gong sebanyak tiga kali oleh Kepala Desa. 

Harapan untuk Desa Saguling secara digitalisasi dengan adanya KKN ini, semoga mahasiswa KKN dapat membuat foto atau video dokumenter profil desa serta dapat membagi ilmunya kepada masyarakat Desa Saguling," Ujar Kepala Desa. 


Mike Ayu Anjani
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Instagram : Mayuanjani10


Pelepasan dan Pembukaan Peserta KKN Reguler Sisdamas Moderasi Beragama Desa batangsari Subang

Insight Cybermedia, Subang- Pelepasan dan pembukaan peserta KKN (Kuliah kerja Nyata) Regular Sisdamas (Sistem Pemberdayaan Masyarakat) moderasi beragama Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Desa Batangsari-Subang dilakukan secara Hybrid pada hari Selasa (11/07/2023).

Pelepasan mahasiswa/mahasiswi yang mengikuti KKN Regular Sisdamas Moderasi Beragama 2023 dipimpin secara langsung oleh Rektor UIN Sunan Djati Bandung Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si. melalui zoom meet yang diikuti oleh 6.000 peserta yang tersebar di 4 kabupaten, yaitu Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Subang dan Ciamis yang terbagi menjadi 395 kelompok.

Pembukaan peserta KKN Desa Batangsari dihadiri oleh aparatur desa, DPL (Dosen Pembimbing Lapangan), karang taruna, dan masyarakat di aula desa Batangsari-Subang yang dipimpin oleh Kepala desa batangsari-Subang. Peserta KKN terbagi dalam 3 kelompok yaitu kelompok 121, 350, dan 351 yang setiap kelompoknya terdiri dari 16 mahasiswa/mahasiswi.       

Menurut Agi Muhammad Abdul Ghani, M.Sos, Dosen Pembimbing Lapangan peserta KKN Desa Batangsari-Subang dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan KKN ini adalah sebagai bentuk praktik mahasiswa terhadap teori yang telah dipelajari selama perkuliahan dan dengan harapan ketika di lapangan dapat belajar secara nyata kepada masyarakat.

Kepala Desa Batangsari, Tatang menyambut dengan hangat kedatangan para mahasiswa/mahasiswi yang akan melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dalam sambutan pada acara pembukaan peserta KKN UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Menurutnya kedatangan peserta KKN ini menjadi momen untuk saling belajar antara masyarakat dan mahasiswa itu sendiri.                                                      

 

 

Ike Srilopita Nurdianti / Insight

ikesrilopitanurdianti@gmail.com                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                           

Cabin House Tanaraja Sadarehe menjadi Pelipur saat Penat

Tanaraja Sadarehe menjadi salah satu camp ground yang berada di Majalengka tepatnya di Desa Payung Kecamatan Rajagaluh.

Yang unik dari camp ground Tanaraja ini adalah ada penginapan berbentuk segitiga yang sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang sangat cocok bagi yang ingin berkemah dengan praktis tanpa harus mendirikan tenda secara mandiri.

Cabin house Tanaraja sangat cocok untuk bersantai dan bercengkerama bersama keluarga, maupun bersama teman-teman karena selain tempatnya yang cukup luas juga menyuguhkan pemandangan yang sangat indah dan menyegarkan.

Pemandangan matahari terbit dan terbenam menjadi tujuan utama bagi para penyuka pemandangan di atas awan dan itu bisa disaksikan secara langsung di Tanaraja Sadarehe yang ketinggiannya mencapai 2.670 mdpl saat cuaca cerah. Karena pada ketinggian tersebut cuaca menjadi pengaruh utama terhadap ketebalan kabut.

Selain matahari terbit dan terbenam, ada padang savana yang tidak kalah indahnya. Hamparan savana yang luas menjadi daya tarik bagi siapapun untuk bisa mengeksplor setiap sudutnya.

Untuk menikmati pemandangan yang memanjakan mata dan kenyamanan menginap di Cabin House Tanaraja bisa melakukan reservasi terlebih dahulu dengan hanya mengeluarkan budget tiga ratus ribu rupiah untuk satu cabin.

Untuk mendapatkan pengalaman yang luar biasa di atas awan ini pengunjung harus memperhitungkan cuaca, karena selain pemandangan yang terlihat hanya kabut juga faktor keselamatan menjadi hal penting yang harus diperhatikan.


Ike Srilopita Nurdianti / Insight
ikesrilopitanurdianti@gmail.com
Instagram: ike_sln

Insight Agama

Insight Education

Insight Health

Insight Opini

© all rights reserved
made with by templateszoo