Bandung- Fakultas dakwah dan komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung adakan kegiatan Workshop Soft Skill & Capacity Building Serta Digital Entrepreneurship bagi Mahasiswa, Jum'at (9/6/2023).
Dalam kegiatan tersebut Dr. Mohammad Shamsi Ali sebagai salah satu pemateri pada kegiatan tersebut menjelaskan bahwa peluang dan tantangan dakwah di USA. Amerika sendiri dikenal dengan super power, kekuatan perekonomian dan pondasi perekonomiannya masih stabil. Perpolitikan memiliki sistem politik yang hebat, yang menentukan Amerika adalah sistem bukan presiden,dan kekurangan Amerika ada pada moralitas.
"Islam dan kebebasan itu seperti air dan ikan, meskipun simbol-simbol islamnya banyak tetapi kebebasannya tidak ada maka pelan-pelan islmnya akan meredup". Ujar Mohammad Shamsi Ali.
Peluang yang bisa kita manfaatkan
1. Faktor amerikanya
2. Orang amerika orang-orangnya terbuka dan rasa keingintahuan yang tinggi, didukung dengan pengetahuan-pengetahuan yang terbuka. adnya Kekosongan batin.
3. Islamnya itu sendiri. Islam itu cahanya tersembunyi uji orang islamnya sendiri. Islam dan amerikanya sejalan, amerika ada kebebasan dan toleransi yang di anggap toleransi. Tidak ada ajaran anti rasisime kecuali ajaran agama islam.
Namun ada juga tantangannya yaitu:
Media yang menumbuhkan phobia terhadap islam. Yang namanya ketidaksukaan terhadap nebenaran akan berlngsung sampai hari akhir.
Dan juga Agama islam menjadi objek yang sensii dalam perpolitikan. Amerika orang yang paling vulgar terhadap penolkan islam, menjadi objek senqi dalm dunia politik. Faktor muslimnya itu sendiri juga bisa mempengaruhi Krisis indentitas, dan ada juga faktor dari da'i, kekurangannya pada saat penguasaan lapangan, Komunikasi sangat kurang terutama dalam bahasa. Dan yang terakhur faktor umat Islam, saat ini keadaan dunia islam menjadi tantangan, karena tidak bisa membuktikannya.
Landasan itu kembali pada hati kita, sekuat apapun strategi kita dalam berniat kita ada yang salah maka dakwah yang di sampaikan tidak berhasil. Seprang da'i harus memiliki rasa percaya diri supaya tidak putus di tengah jalan. Kita juga harus punya ilmu lapangan situasi dan kondisi, jadi harus memahami supaya kita bisa berdakwah melalui berbagai pintu. Saat ini mentalitas imigram masih mentalitas tamu, harus menjadi bagin mainstream dalam artian yang baik sebagai upaya untuk mengubah, jangan mau di warnai tanpa mewarnai.
Ilham Rahmat Maulana
UIN SGD Bandung
Tidak ada komentar
Posting Komentar