Cahaya Penerang

"Astaghfirullah, mati lampu. Pak PLN-Nya pasti kerja ga bener ya!" Begitulah kira kira ucapan seseorang ketika mengalami mati lampu yang hanya sesaat. Meskipun hanya beberapa menit mengalami mati lampu kita pasti sudah sangat kesal dan gelisah karena dengan terputusnya arus listrik pasti memutus semua fasilitas yang ada.

Perkara tersebut merupakan sebuah perkara dalam kategori duniawi. Gelap yang dirasakan sementara bukan merupakan kegelapan yang abadi tanpa batas. Lampu akan menyala kembali setelah datangnya gelap, dan akan kembali terang seperti halnya sebelumnya. Jika kita bisa membayangkan bagaimana situasi gelap tersebut tidak bisa kembali yang menunjukkan tidak akan datangnya kembali cahaya yang bisa menerangi, Seperti halnya yang telah diceritakan dalam kisah-kisah akhir zaman.

Gelap yang dirasakan sementara bukan merupakan kegelapan yang abadi tanpa batas. Lampu akan menyala kembali setelah datangnya gelap, dan akan kembali terang seperti halnya sebelumnya. Jika kita bisa membayangkan bagaimana situasi gelap tersebut tidak bisa kembali yang menunjukkan tidak akan datangnya kembali cahaya yang bisa menerangi, Seperti halnya yang telah diceritakan dalam kisah-kisah akhir zaman.

Jika selamat maka perjalanan selanjutnya akan lebih mudah. Dan perjalanan selanjutnya akan terasa jauh lebih sulit. Ada kalanya kubur seseorang terasa gelap karena kurangnya amal-amal baiknya dan karena sebab maksiatnya, alam kubur terasa gelap dan sempit. Di alam kubur juga penuh dengan kegelapan, kita akan sendiri pada kegelapan itu. Apakah keluarga, harta, dan jabatan bisa menyelamatkan kita? tentu saja tidak. Prestasi yang kita dapatkan di dunia tidak akan ada artinya, bahkan tubuh kita sendiri pun menolak untuk diajak bekerja sama ketika kita diberikan pertanyaan di alam kubur.

Sebagaimana dikisahkan bahwasanya nanti menuju akhir zaman akan datangnya sebuah kabut tebal yang menyelimuti bumi, sehingga terlihat gelap sekali bahkan cahayapun tidak bisa tembus. Kegelapan tersebut bertahan selama empat puluh hari empat puluh malam. Kabut tebal tersebut dinamakan dukhan, dukhan muncul pada fase keempat sebelum hari kiamat. Pada masa itu umat islam dipimpin oleh seorang pemimpin diktator.

Kemunculan Kabut tebal tersebut telah dikabarkan Rasulullah SAW dalam hadits yang dikeluarkan oleh Ibnu Jarir dan diriwayatkan oleh Thabrani dari Abu Malik, Al-Asy'ari. Rasulullah SAW bersabda,

"Sesungguhnya Rabbmu telah memperingatkan kamu dengan tiga hal. (Pertama) Asap yang akan mengakibatkan kepada orang mukmin seperti demam dan kepada orang kafir sehingga ia melepuh (pecah) dan keluar asap dari setiap telinganya, yang kedua adalah binatang, yang ketiga adalah Dajjal."

Kembali lagi pada mati lampu, selain kita merasakan gelapnya mati lampu yang hanya sesaat kita juga sebagai manusia yang akan kembali pada pencipta nya akan merasakan gelapnya alam kubur. Sebelum menuju akhirat, tempat pertama setelah kematian adalah alam kubur. Barzah adalah tempat seseorang melihat sebagian balasan dari apa yang ia telah upayakan semasa hidup di dunia.

Jika selamat maka perjalanan selanjutnya akan lebih mudah. Dan perjalanan selanjutnya akan terasa jauh lebih sulit. Ada kalanya kubur seseorang terasa gelap karena kurangnya amal-amal baiknya dan karena sebab maksiatnya, alam kubur terasa gelap dan sempit.

Di alam kubur juga penuh dengan kegelapan, kita akan sendiri pada kegelapan itu. Apakah keluarga, harta, dan jabatan bisa menyelamatkan kita? tentu saja tidak. Prestasi yang kita dapatkan di dunia tidak akan ada artinya, bahkan tubuh kita sendiri pun menolak untuk diajak bekerja sama ketika kita diberikan pertanyaan di alam kubur.

Rasulullah berkata : "Kuburan itu sungguh sangat gelap bagi setiap penghuninya. Dan sesungguhnya Allah meneranginya bagi mereka dengan salatku tadi." (HR. Imam Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ibn Majah, Baihaqi, dan Ahmad).

Hanya amalan yang akan menjadi cahaya penerang kita ketika kita nanti berada di alam kubur. Sholat adalah penenang jiwa dan penerang diri ketika di dalam kuburan. Tertuang dalam hadits Abu Malik Al Asy'ari, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Shalat adalah cahaya." (HR. Muslim)

So, jika ingin rumah masa depan itu nanti terang benderang, jadikanlah sholat sebagai tiang agama. Tunaikanlah ia tanpa malas dan tanpa kata tapi dan nanti. Karena sholat adalah tiang agama. Mengabaikannya berarti meruntuhkan pondasi agama.




Keukeu Eva Fitriani
Peneliti Institute of Guide Light


Tidak ada komentar

Posting Komentar

© all rights reserved
made with by templateszoo